Puisi dalam postingan kali ini sengaja saya buat untuk seseorang yang telah lama menanti dan selalu menagih janji untuk di buatkan puisi, padahal saya sangat tidak suka jika ada orang yang minta di buatkan puisi, karena terlanjur berjanji maka saya harus menepati janji tersebut walau akhirnya inspirasi penulisan puisi ini muncul ketika saya dalam perjalanan dari satu daerah yang jaraknya kurang lebih sekitar 200 KM, dan saya menempuhnya dalam waktu 12 jam, aneh tapi nyata. Bagi saya itu bukanlah suatu yang aneh, setiap saya melakukan perjalanan kesuatu daerah, baik itu dalam tugas atau perjalanan pribadi alias liburan, selalu dan selalu saja ada inspirasi muncul saat sedang mengendarai sepeda motorku.
Tentunya sebagai manusia yang sadar bahwa kita adalah insan yang mudah lupa, maka saya tidak boleh menyia-nyiakan hal tersebut dengan langsung menuliskannya ke dalam diary yang selalu saya bawa kemanapun saya pergi, tentunya dengan pasangannya yaitu pena alias pulpen.
Coba bayangkan saja jika dalam setiap perjalananku itu menemukan lebih dari 5 sampai 10 inspirasi penulisan puisi dan harus langsung menemukan judul untuk puisi tersebut, karena bagaimana aku bisa menyebutnya puisi jika tanpa judul, selanjutnya menuliskan tempat dan tanggal inspirasi itu muncul dan sebagai karakteristik atau ciri khas saya dalam menuliskan tempat dan tanggal tersebut misalnya Mamuju Sul-Bar,01/01/2010, walaupun puisi itu saya selesaikan dalam beberapa hari kemudian dengan menetapkan judul yang lebih unik kedengarannya namun tidak jauh dari pesan yang akan disampaikan dalam puisi tersebut, dan yang penting bisa diusahakan judul puisi tersebut tidak ada samanya dengan puisi-puisi lainnya dalam hal ini puisi-puisi karya penyair hebat dan terkenal. Lho..lho..lho..kok buat pengantar sepanjang ini ya...baiklah kita langsung menuju puisi yang saya maksud tapi dengan syarat jangan di tertawai ya dan yang penting komentarnya kalo sudah membaca puisinya.
Coba bayangkan saja jika dalam setiap perjalananku itu menemukan lebih dari 5 sampai 10 inspirasi penulisan puisi dan harus langsung menemukan judul untuk puisi tersebut, karena bagaimana aku bisa menyebutnya puisi jika tanpa judul, selanjutnya menuliskan tempat dan tanggal inspirasi itu muncul dan sebagai karakteristik atau ciri khas saya dalam menuliskan tempat dan tanggal tersebut misalnya Mamuju Sul-Bar,01/01/2010, walaupun puisi itu saya selesaikan dalam beberapa hari kemudian dengan menetapkan judul yang lebih unik kedengarannya namun tidak jauh dari pesan yang akan disampaikan dalam puisi tersebut, dan yang penting bisa diusahakan judul puisi tersebut tidak ada samanya dengan puisi-puisi lainnya dalam hal ini puisi-puisi karya penyair hebat dan terkenal. Lho..lho..lho..kok buat pengantar sepanjang ini ya...baiklah kita langsung menuju puisi yang saya maksud tapi dengan syarat jangan di tertawai ya dan yang penting komentarnya kalo sudah membaca puisinya.
Serapah Hujan Dalam Syair Rindu
By: Arif Agus Bege'hingat berapa lama kita tak menangis
jika seluruh jari yang telah terkubur masih mampu menghitung waktu
maka akan kujadikan sebagai saksi
untuk setiap tetes airmata yang tertumpah melengkapi tragedinya
aku tau sesuatu telah lepas, mungkin akan hilang
hanya dengan kekuatan mukjizat yang turun bersama rintik hujan
suatu hari nanti akan kurenggut bersama sejarah dunia
lalu mengabadikan kenangan kita
maukah mengatakanatakan padaku
juga padanya untuk merubah dunia
sekarang atau esok, pasti menemukannya
atau
tidak sama sekali tanpa keyakinan diri sendiri
oh hujan
jika sumpah tak seiring dalam serapah
sadarlah bahwa harapan bertaburan doa doa
maka kuyakin hujan menjadi syair rindu untuk meminang bahagia
atau bisa berbalik tanpa mengenalmu secuilpun
jangan seperti mereka
ibarat sandal dan sepatu yang ingin menjadi topi
menginjak hujan atau diterpa hujan
serapah terjepit oleh keinginan yang tak mungkin dapat dirubah hanya dengan menanti hati mengikis
dusta cinta ada pada kata yang dipertaruhkan saat hati melemah
mengenangku dalam hujan
berarti membaca syair untukku, karena kutau kau sedang merindukan serapahku
seprti aku yang menjelma hujan dan selalu menerima sumpah serapah
hanya secuil harapan dalam kekuatan doa
Topore Sul-Bar,14/09/2010
SALAM HUJAN
7 komentar:
.....hei..ada hujan dari arah utara, bang!
dari arah barat juga kencang banget ni bung ivan.
Hujan memang indah apalagi d hiasi syair2 indahnya airmata bahagia,,,,
Ehm,,puisi untuk seseorang yg ada dihati.
Btw aku pernah menangis dibawah hujan deras,, rasanya plong bgt. Hujan memang teman sejati kesedihan dan menghadirkan keindahan setelah ia berlalu, seindah warna-warni pelangi.
i am backk !!! :P hehehe .. how r u friend ?
begitulan duhai Anisayu..trimakasih ya.?
Ok and tank's for you..
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.