GIGI BERAIR
By: Arif Agus Bege'h
terkadang meradang suara gerang
dua jiwa terpaut dalam rintihan janji
kata kata seringkali merugi
hanya janjikan sepi mengairi tak sampai hati
langkah bibirmu di balik suara gerigi
nirwana menjadi saksi, hujanpun sebagai bukti
serentak barisan semut berlalari menjauh
aku yakin hatimu pahit melebihi empedu
mimpikah kau yang berkumandang mengajak barisan
gilakah kau yang masih berkeluh kesah tentang dosa
bodohkah kau yang memberi isyarat tanpa harap
aku tak bertanya pada keyakinan
peryataanku tuk dipertanyakan, tapi aku takkan menjawab
hingga memberiku segelas makna sejuk yang membujuk
hikayat rindu via mimpi
terbaring pulaspun menjadi bukti usang
sirami kebekuan otak tak peduli kanan pun kiri
diantara jemari membelai diri dengan hati nurani
maafkan aku duhai sosok rinduku
aku masih berlari dengan sisa nadi
tertatih melafalkan aksara uji
bawakan aku sebungkus gigi nyali bersimbah air
walau sakit kan teruji
hari ini juga tercantum senyum di bilik hati dengan jarum
dentum kian ranum basahi sekujur jemari
menari di bawah kala mentari tak bergigi
jelang pilu membuka tragedi bersamamu
dalam ruang penuh barisan gigi
kurakit walau sakit tujuh bibit rindu airmata
Tarailu Sul-Bar,08/05/2010
Jangan lupa dan selalu komentar Puisi Arif Agus Bege'h
Sabtu, 08 Mei 2010
GIGI BERAIR
SALAM HUJAN
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
1 komentar:
puisinya bagus. bahasanya penuh intrik, terkadang meliuk... dan terkadang saya harus singgah sejenak untuk memahami maknanya.... namun memang pemaknaan nyaris tak ada yang sempurna.
sukses
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.