Catatan Neogie Arur: Pulau Terasing
Ketika jalinan akar sungsang terlepas dari gangga.
Pusaran air mati gerak bergejolak dengan hebat.
Angin awan memainkan peran-peran seutuhnya.
Di amukan alam berpesta gemuruh guyuran pekat.
Pusaran air mati gerak bergejolak dengan hebat.
Angin awan memainkan peran-peran seutuhnya.
Di amukan alam berpesta gemuruh guyuran pekat.
Membadai sudah aku dalam prahara.
Setiap lapis kerak ku dikuliti semesta.
Magma lambungku mual tak tertahan muntah.
Berpadu biru samudra,larva dan buih-buih.
Setiap jalur utuh hamparan penuh lubangku.
Telah terbelah dimana-mana bukan lagi sekedar retak.
Mutiara butir demi butir pasir ganyang epidemikku.
Mewabah sampai bibir langit mengoyak.
Luluh tak bersisa sekerat pun umpama kipas-kipas cabik.
Tak terpegang kurva semakin memuncak.
Pada titik tertentu ku ikut meraung.
Akan siksa neraka mengaung oktav sumbang.
Terdampar sudah di nafas terakhir.
Tampilan ku kini serbuk hancur selumer bubur.
Dikediaman laut lepas terapung.
Diantara cinta dan kedamaian puing-puing.
Aku yang terasing.
Diantara kepung.
Lingkaran selongsong.
Peluru terpanggang.
Tanda keping.
Indah dikenang.
Diantara kepung.
Lingkaran selongsong.
Peluru terpanggang.
Tanda keping.
Indah dikenang.
HEI...
Lihatlat aku!!!
Lihatlat aku!!!
0 komentar:
Segera tuliskan komentar Anda mumpung masih kosong dan jadilah yang pertamax. Di sinilah tempat Anda untuk menuliskan curahan hati atas tulisan saya di atas baik berupa apresiasi, saran, kritikan, atau pertanyaan jika memang kurang jelas atau tambahan jika memang kurang lengkap.
Komentar Anda sangat Kerajaan Air Mata butuhkan untuk pengembangan kualitas blog Kerajaan Air Mata ini ke depan. Mari terus belajar dan berbagi karena belajar dan berbagi itu indah. Terima Kasih.
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.