Tanpa Rasa
By: Arif Agus Bege'h
masih terasa pelukan hujan dalam angan
ciuman pertama untuk terakhir
melalui malam di atas lintasan khatulistiwa
hingga kini tak berkelok atau kering
meski di ujung tanduk tetap runcing menembus bulan
sakit dan perih hingga rinai air menampar mata
suara terputus bukan sengaja
tak pupus dalam semangatku
menanti kata berjuta bahagia
namun harapan tanpa titik pusara
kini jadilah air mata sebab meneguknya
atau mengalir hanya harapan
hingga esok meminang cintamu
sebab getaran jantung tak terhankan
ingatlah pesanku sayang
meski tak suka pada hujan sebab tanpa rasa
namun maknanya sungguh memanggilku
mengajakku ke pelaminan bertabur bunga
tidak...
tunggulah hingga jantung ini bergetar
sebab rindu dan tulusnya cinta
minumlah dan peluklah air mata itu
semoga mengalir disetiap aliran uratmu
hingga tak tertahan bertemu hujan
hujan merindu air mata
Tarailu Sul-Bar,01/01/2009
Selasa, 23 Februari 2010
Tanpa Rasa
*akhirnya tanpa rasa meski merasa karya inipun di emigrasikan deh*
SALAM HUJAN
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
0 komentar:
Segera tuliskan komentar Anda mumpung masih kosong dan jadilah yang pertamax. Di sinilah tempat Anda untuk menuliskan curahan hati atas tulisan saya di atas baik berupa apresiasi, saran, kritikan, atau pertanyaan jika memang kurang jelas atau tambahan jika memang kurang lengkap.
Komentar Anda sangat Kerajaan Air Mata butuhkan untuk pengembangan kualitas blog Kerajaan Air Mata ini ke depan. Mari terus belajar dan berbagi karena belajar dan berbagi itu indah. Terima Kasih.
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.