SAATNYA MEMELUK HUJAN
By : Arif Agus Bege’h
sebab hujan datangkan senja
walau jauh menderai air mata
membawa sejuta makna dalam tragedi
bukanlah racun nan madu tentunya
menatap, mendengar, menyapa, hingga berjabat hati
merasa, mengecup, memeluk hingga meminumnya
sudah larut disetiap alirannya
air dalam urat nadimu, nadi memompa jantung
mengabarkan hasrat akan keraguan
namun tak sanggup terungkap disetiap kata yang bisu
gelombang seolah risih melihatmu
bagai jeruji tak berpintu
hanya diam dan membisu seribu makna
kini jingga beralih suka sirnalah senja
tanyakan pada dirimu yang meragu disetiap sajak yang kau cabik
hujan menyapamu dalam sejuta makna
air mata ketulusan disana
linangan air mata membasahi bumi
hingga angin beranjak menjabat sepi
berjuta jiwa menyuguh air mata
sanggupkah kau menepis hujan
mengapa tak memeluk hujan
saat bunga layu, bumi tandus, terik membakar bahkan aku
aku merindu bukan mencinta
meminta takkan membeli
karena aku adalah hujan yang tak ternilai harta, tahta atau martabat
di sinilah aku
sang hujan membangun kerajaan
kerajaan air mata
Tarailu Sul-Bar,30/12/2009
Kamis, 25 Februari 2010
SAATNYA MEMELUK HUJAN
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
0 komentar:
Segera tuliskan komentar Anda mumpung masih kosong dan jadilah yang pertamax. Di sinilah tempat Anda untuk menuliskan curahan hati atas tulisan saya di atas baik berupa apresiasi, saran, kritikan, atau pertanyaan jika memang kurang jelas atau tambahan jika memang kurang lengkap.
Komentar Anda sangat Kerajaan Air Mata butuhkan untuk pengembangan kualitas blog Kerajaan Air Mata ini ke depan. Mari terus belajar dan berbagi karena belajar dan berbagi itu indah. Terima Kasih.
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.