Catatan Riyadi Purworejo: Laut Berdarah
laut berdarah
ombaknya penuh laknat kianat
kilatan langit cerah, tapi memayung gundah
bayang-bayang menjarah tak lagi ramah
dukamu menderu tak bergeming
lukamu menggenang merah darah
rindumu terbang liar membakar mega mega
duh gusti .... akan Kau-liukkan hati ini ke mana lagi?
coreng moreng muka bopeng tanpa topeng
gelisah tumpah tak mudah raut redakan diri
suara kanan suara kiri sumbang di tengah titian
duh gusti .... sampai kapan suram ini merebah ke bumi?
retak hati menyampar nanar pilar demi pilar
sejarah duri menyungging curam jemari legam
meretak lekak kanvas - kanvas beragam buram
laut kesumat
datanglah ombak renggutlah amarah
jaring ke akar-akarnya baringkan medan lagamu
buanglah aku ke cakrawala
buanglah aku kemana kau suka
Browse » Home »
KARYA SASTRA
» Laut Berdarah
Jumat, 12 Februari 2010
Laut Berdarah
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
0 komentar:
Segera tuliskan komentar Anda mumpung masih kosong dan jadilah yang pertamax. Di sinilah tempat Anda untuk menuliskan curahan hati atas tulisan saya di atas baik berupa apresiasi, saran, kritikan, atau pertanyaan jika memang kurang jelas atau tambahan jika memang kurang lengkap.
Komentar Anda sangat Kerajaan Air Mata butuhkan untuk pengembangan kualitas blog Kerajaan Air Mata ini ke depan. Mari terus belajar dan berbagi karena belajar dan berbagi itu indah. Terima Kasih.
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.