Senin, 22 Februari 2010

Jalan Yang Ku Tempuh

Jalan Yang Ku Tempuh
By: Arif Agus Bege'h




saat kau rampas air mataku
maka aku hanya mencintainya
cinta pada hujan, hujan air mata

menyisiri pantai berlumpur
bukan itu

menyebrangi sungai tanpa titian
bukan juga

menebas ilalang dan batang rotan
masa lalu

memanjat tebing tebing cinta
hanya kisah usang

menyusuri gua tanpa obor
tugas yang usai

melangkah di atas tanggul milik petani desa
kutitip kisah dari jalan yang kutempuh

memejamkan urat membuang keringat
di atas pohon dengan selembar sarung
sungguh nikmat namun hanya documentasi
tragedi mengencingi senior
akankah itu terulang?
mungkin saja
atau bahkan mengemas alat yang tersisa
dan menyatu dalam tragedi

akhirnya
kutempuh lorong sunyi
meneriakkan lagu bisu
sendiri di lubuk hati
sajak yang terjepit dari kata
cinta tak berbentuk dari kata atau goresan

jika kalian menyebutku sang Hujan
maka hanya ada air mata
bahagia bersamanya

kupeluk jiwa yang bersandar
di tiang jalanan
kolong jembatan
pasar
rumah sakit
bangku
kursi
papan tulis
bahkan rumah yang tak berlantai bening
atau dunia mayapun

asa merindu secuil cahaya
tengadah jari seribu belas kasih

dan hujan menjadikannya kebal
kebal disetiap musim
dan akulah sang hujan tak bermusim
hujan merindu air mata


Tarailu Sul-Bar,29/12/2009

*Wah karya yang satu ini juga tereliminasi tapi ada sedikit*
SALAM HUJAN

Bookmark and Share


Silahkan Baca juga Postingan berikut:

1 komentar:

Ana Cristina : 22 Februari 2010 pukul 19.48 mengatakan...

Thanks for your visit. Wish you a happy week ahead!


Silahkan Berkomentar

Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.

KOMENTAR

 

BLOG RANK

SESAMA BLOGGER