Catatan Angin Arur Awan: dengarkanlah....
telah lama ku mati di aral pagi yang memilih rumput dan ilalang nya sendiri...
embun yang sombong bercerita tak henti yang tak pernah singgah bekas di hati,kalau lah mentari pun terseret akan kelewang yang menyampir masih berantai di atas cahaya dengan barisan malaikat pencatat pertukaran hari mengutuk,ku tak bisa menampik dengan seribu alasan yang slalu ada di dalam kantong-kantong yang ku sedia slalu,telah lusuh tanah basah bumi ku yang tak berhenti meratap akan malam,yang terisak sejenak kala subuh menengahi lafadz adzan yang menyayat bagai belati disetiap luka kotor yang ku bikin sendiri,dosa tak henti dengan mimik culas yang menyimpan dendam berukir senyum sinis menanti laknat di telapak tangan menatap adzab,semua yang terlalui begitu patah menelikung guyuran cekung yang semakin dalam....
wahai pemilik hati,sudahi ajalku sampai disini,betapa gemetar ku setipa mencoba menatap emas kemilau surya yang tak henti menyumpah dalam serapah mencipta kutuk dalam setiap jejak yang coba ku ukir,wahai pemilik maut jangan hanya kau tempelkan rantai sabit mu di leherku,pengal sekalian sampai patah tulang tengorakan sebagai bukti pinta puas sang bumi menghirup darah berlumut hitam lumpur yang beraroma bangkai dari hati ku yang berkarat...
wahai pemilik kaca dengan pantulan nur menjulang lurus pada ars mu YA robby...selaksa simpuh terkatup tangan mengucap doa,meminta seribu kehinaan tak kan pernah cukup,tuk mengangkat sedikit saja stiap noda yang bertahun kucipta steitik...
ku ingin pulang...
betapa ku tak sanggup lagi...
Browse » Home »
KARYA SASTRA
» dengarkanlah....
Jumat, 12 Februari 2010
dengarkanlah....
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
1 komentar:
Wah .. karya yang menyayat hati, nice shob ...
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.