Sabtu, 16 Januari 2010

Wajah Langit

Cerita bawah langit (Yoz Vdrxa)


Hasrat ini telah membelenggu raga yang rapuh
Ketika bumi tak lagi dikehendaki
Mengharapkan langit diatas langit
Kau titipkan keindahan di dadaku
Berdegup kencang, mengalir cepat darah di nadiku
Kau renggut embun yang tersisa di jiwaku
Namun kau tetesi airnya di ruhku
Cantikmu melebihi lukisan awan di angkasa
Hingga rembulan terindah pun tak berarti bagiku
Terbesit tanya dalam benak
“ini sesaat atau seperti musim yang silih berganti?”
Saat kau tiupkan aroma surga di jantungku
Aku terhenti dalam nafas yang tertahan
Aku hina dalam belaian lembutmu....


===================================================================


Menatap langit dari atas langit (Almarhum Angga)


Aku termenung dibawah langit senja ungu
Berharap diriku letih dan tertidur pulas
Jangan bangunkan aku…
Karena aku takut pada saat ini
Biarkanlah semuanya berlalu dahulu
Hingga tak ada lagi yang tersisa
Dan Jika aku ingin terbangun
Bangunkan aku dimalam musim semi
Biarkan bintang bersinar dahulu diatas kota kertas
Biarkan sinar rembulan membangunkan istana awan
Hingga setiap orang akan melewatkan diriku
Dan saat itu aku akan terbangun dengan kerinduan
Aku ingin memandang matahari tenggelam dikota pelabuhan
Mendengarkan suara bisikan-bisikan pasir
Merasakan sentuhan angin yang memelukku
Atau meresapi embun yang menembus jantungku
Ceritakan kepadaku tentang pengelana gurun itu
Perlihatkanlah kepadaku burung dari surga yang engkau sembunyikan
Lepaskanlah cahaya bidadari dalam kegelapan itu
Biarkan orang-orang berbicara dalam kegelapan
Bangunkalah jiwaku dalam kemeriahan
Baringkanlah tubuhku secara perlahan
Sebarkanlah wewangi-wewangian
Hingga tidak ada perasaan kelam



=======================================================================

Langit terhampar luas tak berbingkai (Ayusia Sabhita Kusuma)


Langit terhampar luas tak berbingkai
Selalu ada awan putih, kelabu, lalu menggelap
Mencipta deras hujan mengguyur yang bisa menenggelamkan
Ada kala bertengger sebuah matahari ,
Lalu cerah berubah panas terik membakar
Dan ada kala bulan bintang cantik, bekerjap menggoda
Meski terbalut malam yang kental menghitam

Aku dibawahnya, tak hendak kemana-mana
Karena dimanapun, aku terus mengikutinya
Dia bilang hanya singgah, sebenarnya akulah yang menetap
Menitip sekian banyak kenangan keriangan
Harapan yang dibalut cakrawala fatamorgana

Inginku, kan kuselami setiap pergantiannya
Dark, light, rain, summer, winter, autumn, fall, kan kucobai dengannya
Dalam ke-tidakpernah habis-nya keingintahuan
Ada apa dibalik tempat singgah matahari, bulan bintang, dan awan itu?
Adakah surga indah, yang dielu-elu para pemanggil Tuhan yang dijaga kesuciannya,
Atau neraka jahanam, yang nanti digumuli para pecandu legitnya dosa?
Entahlah..
Terlalu semu untuk kujamah

Hingga lelah meracau dalam kegilaan,tersadar lah kemudian
Setelah petir menyambar dan membakar habis impian utopis
Langit itu terlalu jujur untuk licinnya konspirasi nafsu-nafsu tak berwadag,
Terlalu nyata untuk kenaifan ilusi dan ego dari wujud tak berbentuk

Sedang ia menaungi segala..
Laut dan samudra dengan ombak bergelombang menggelung,
Pegunungan hijau menyejukkan hasrat,
Tebing tebing curam berbatu cadas yang terjal menantang,
Gelegak meledak panas magma gunung-gunung berapi,
Atau tarian angin yang ringan bebas membuai, menyedot dalam trance

Dia milik semua yang bergantung padanya..
Untuk itulah ia ada, disebut langit
Pengada segala cuaca, penggagas rima musim
Pembebas semua gelisah..
Pembawa atmosfer hangat ke bumi

Lalu dimana adaku baginya?
Ketika tanpaku, realita telah terpenuhi gagahnya fenomena dan rencana
Dan kakiku taklagi menjejak buminya
Sedang ragaku terpasung dalam planet terasing
Aku hanya sebuah lintasan yang pernah ia temui
Hanya sekali dalam ratusan probabilitas
Aku pernah singgah, aku jua ingin menetap
Mungkin hanya sebentar, dalam ke-tidakterbatas-nya awal dan akhir
Dan setelahnya, aku berada jauh di lingkaran tatasurya dalam milyaran galaksi
Terlempar tanpa sanggup kembali tuk ber-rotasi
Tak ada siklus, tak bisa reinkarnasi..

Ketika aku mati,
Kata mereka hidup cuma sekali?

Yoz Vdrxa,15/01/2010

*Catatan Facebook Yoz Vdrxa*

Bookmark and Share


Silahkan Baca juga Postingan berikut:

0 komentar:

Mau jadi pertamax?

Segera tuliskan komentar Anda mumpung masih kosong dan jadilah yang pertamax. Di sinilah tempat Anda untuk menuliskan curahan hati atas tulisan saya di atas baik berupa apresiasi, saran, kritikan, atau pertanyaan jika memang kurang jelas atau tambahan jika memang kurang lengkap.

Komentar Anda sangat Kerajaan Air Mata butuhkan untuk pengembangan kualitas blog Kerajaan Air Mata ini ke depan. Mari terus belajar dan berbagi karena belajar dan berbagi itu indah. Terima Kasih.

Silahkan Berkomentar

Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.

KOMENTAR

 

BLOG RANK

SESAMA BLOGGER