By: Uwo Rial Fikri Kun
Seiris sunyi
menapakkan senja ke dada
menoreh catatan kemarau di ujung paling kering
setetak hujan
menyeret awan ke padang
pasir berteriak memaki kelam
sepi
sepi
galau lengkap menangkap duka
tiga puluh kertas luruh ke lantai
masih jua tidak mendekat
sepasang kaki berjinjit lurus
menghitung langkah
bergerak menuju malam
sepi
sepi
Hening
jarak tak jua sampai
Jambi, 28 Januari 2010; 03:30
*****************************************************
*Dikirim Melalui Facebook Dalam sebuah Catatan*
Bagikan
Jangan Lupa Komentarnya
Salam Hujan
0 komentar:
Segera tuliskan komentar Anda mumpung masih kosong dan jadilah yang pertamax. Di sinilah tempat Anda untuk menuliskan curahan hati atas tulisan saya di atas baik berupa apresiasi, saran, kritikan, atau pertanyaan jika memang kurang jelas atau tambahan jika memang kurang lengkap.
Komentar Anda sangat Kerajaan Air Mata butuhkan untuk pengembangan kualitas blog Kerajaan Air Mata ini ke depan. Mari terus belajar dan berbagi karena belajar dan berbagi itu indah. Terima Kasih.
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.