Kamis, 28 Januari 2010

Jalan Cinta

By: Kang Sastro


pada lenyap bayang wajahmu, kutabur mawar perindu. pada rindu langit terangmu, kutautkan hatiku …
………………………………………
pada deras hujan dan lajunya angin kutelusuri jalan pulang. menuju pematang malam membawa kenangan saat saat indah bersamamu. … betapa jalanan gelap merimba … jerit tumbang pepohonan membentang percik gelimang … segala perdu melati mawar lenyap ke lubuk hati. meratapi perhentian

jalan kini berujung garis garis hujan. dan kesendirianku melawat ke sisi sisi gelap malam. aku takpeduli dunia maya ada canda. kutetapkan hati bergeming pada rasa takut yang mulai menyelimut.

sulit kupercaya bahwa ini spontanitas yang nyata. pematang malam yang sejak kecil aku ditimangnya dengan penuh kasih, tiada sinyal terang membuka jalan pulang.

di depan tetap membujur rasa waspada. beruntung di belakang ada roda terhenti pula. kampungku kini berpenghuni baru. peronda waktu yang tak kukenal sejak dulu. hanya dengan isyarat kami saling bersapa … mencurah hujan menghening kaca.

ku masih setia menunggu hati baja. pada ruang dan waktu yang semakin sempit saja. di luar musim belum berubah rupa. jalanan kini mendrainase. mengalur jejak sungai baru. mengaliri ladang ladang rindu.

kembali dari kubur ayahnda, aku masih menimang raga. meski di jagat maya ada pertanda, betapa sulit menyaksikannya. hujan masih pula merenda cinta. pada bias kaca kecil yang jadul semata. kutimang berita kawanan jalang malam. sulit kugambar ke dalam jiwa. laknatnya berbaur detak aneka rupa.

obor … obor … obor … nuansa kampung mulai terbaca. berebut cinta kenangan lama. saatnya kubuka mata, membalas cinta orang orang desa. doh … hati berelus dada. mereka suka berpayung daun. payung kebesaran alami yang mereka miliki untuk berbakti. betapa mereka berebut rasa, membantu sesama penuh ikhlas pula. lantas hatiku memiliki apa.
………………………………………

Aku masih berpikir aneka rupa. Juga bercinta dengan kenangan lama. Tapi rindu tak karuan juntrungnya, suaranya kabur ke medan hujan, berbaur ronta geliat malam. Berjanji pun hati tak kuasa, ingkarnya lahirkan laknat kesumat. Binatang jalang bersaksi diri, meski diam dalam gigilan, entah berapa rasa lengkingnya tertunda.

Bias kecil dunia maya kembali meronta, meminta sinyal tak kunjung tiba. Beruntung jalur telah memberi harapan, untuk menimang rembulan dan cakrawala. Geliat roda mengendus bumi, antara kampung malam dan pasar pagi.

Paska peluk sapa jalinan perkara, kutinggalkan mereka di hutan jiwa. Hatipun melaju melayang pilu.

http://riyadiwp.wordpress.com/2010/01/28/lagu-cinta/














Atas Prasaran Mas Sumanang : Judul & Namaku - Riyadi

***********************************************************************************
Bagikan
*Dikirim Melalui Facebook Dalam Sebuah Catatan*
Jangan Lupa Komentarnya

Salam Hujan


Silahkan Baca juga Postingan berikut:

0 komentar:

Mau jadi pertamax?

Segera tuliskan komentar Anda mumpung masih kosong dan jadilah yang pertamax. Di sinilah tempat Anda untuk menuliskan curahan hati atas tulisan saya di atas baik berupa apresiasi, saran, kritikan, atau pertanyaan jika memang kurang jelas atau tambahan jika memang kurang lengkap.

Komentar Anda sangat Kerajaan Air Mata butuhkan untuk pengembangan kualitas blog Kerajaan Air Mata ini ke depan. Mari terus belajar dan berbagi karena belajar dan berbagi itu indah. Terima Kasih.

Silahkan Berkomentar

Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.

KOMENTAR

 

BLOG RANK

SESAMA BLOGGER