By: Ahyar Anwar
Ada episode kematian terajah di wajah sejarahnya,
Seorang ibu tua dengan baju separuh compang, menitikkan airmata di headline Koran nasional tertanggal 7 November 2009 “DPR Melawan Suara Rakyat”, seharian korannya tak laku. Semua merasa jijik baca Koran.
Seorang anak kecil merengek menangis meraung-raung ketika ibunya tak mau menyuapinya dengan uang pecahan seratu ribu rupiah. Ia mau ibunya seperti anggodo , ia mau disuap seperti jaksa dan polisi.
Seorang gadis remaja berkaca-kaca menangis ketika kepala sekolahnya tak mau memberinya kelulusan Ujian Nasional yang tinggi, padahal ia sudah menyebut-nyebut nama RI 1.
Ratusan orang-orang menangis di Padang, di Tasikmalaya, di Nusa Tenggara, di Palopo, karena sanak saudara mereka terbenam dalam lumpur dan puing-puing, tanpa pernah tahu kalau pusat gempa ada di gedung-gedung keadilan di Jakarta.
10 November 2009 jam 21:35
Dan Untuk Berteman Facebook Klik Di Sini
Salam Hujan
Browse » Home »
KARYA SASTRA
» Dangdut Politik : Aku mendengar Indonesia Menangis,
Selasa, 05 Januari 2010
Dangdut Politik : Aku mendengar Indonesia Menangis,
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
0 komentar:
Segera tuliskan komentar Anda mumpung masih kosong dan jadilah yang pertamax. Di sinilah tempat Anda untuk menuliskan curahan hati atas tulisan saya di atas baik berupa apresiasi, saran, kritikan, atau pertanyaan jika memang kurang jelas atau tambahan jika memang kurang lengkap.
Komentar Anda sangat Kerajaan Air Mata butuhkan untuk pengembangan kualitas blog Kerajaan Air Mata ini ke depan. Mari terus belajar dan berbagi karena belajar dan berbagi itu indah. Terima Kasih.
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.