Minggu, 15 Agustus 2010

Nasehat Ramadlan Buat A. Mustofa Bisri

Maraknya para penyair membuat puisi atau karya sastra lain tentang keagungan bulan ramadhan membuatku sedikit miris untuk ikut ikutan, namun mencoba berbagi saja puisi yang erat hubungannya dengan bulan ramadhan, salah satunya adalah puisi Nasehat Ramadlan Buat A. Mustofa Bisria. Salah satu dari kumpulan puisi pavoritku dan saat ini sangat tepat momentnya untuk berbagi puisi ini, semoga pemilik puisi ini merestui untuk berbagi, dan saya melengkapi dengan puisi audionya yang dapat anda dengar langsung atau download, semoga amal ibadah kita di bulan suci ini selalu bernilai ibadah di sisiNya, Amin.


Mustofa,
Jujurlah pada dirimu sendiri mengapa kau selalu mengatakan
Ramadlan bulan ampunan apakah hanya menirukan Nabi
atau dosa-dosamu dan harapanmu yang berlebihanlah yang
menggerakkan lidahmu begitu.
Mustofa,
Ramadlan adalah bulan antara dirimu dan Tuhanmu. Darimu hanya
untukNya dan Ia sendiri tak ada yang tahu apa yang akan dianugerahkanNya
kepadamu. Semua yang khusus untukNya khusus untukmu.

Mustofa,

Ramadlan adalah bulanNya yang ia serahkan padamu dan bulanmu
serahkanlah semata-mata padaNya. Bersucilah untukNya. Bersalatlah
untukNya. Berpuasalah untukNya. Berjuanglah melawan dirimu sendiri
untukNya.

Sucikan kelaminmu. Berpuasalah

Sucikan tanganmu. Berpuasalah
Sucikan mulutmu. Berpuasalah
Sucikan hidungmu. Berpuasalah
Sucikan wajahmu. Berpuasalah

Sucikan matamu. Berpuasalah

Sucikan telingamu. Berpuasalah
Sucikan rambutmu. Berpuasalah
Sucikan kepalamu. Berpuasalah

Sucikan kakimu. Berpuasalah

Sucikan tubuhmu.
Berpuasalah.
Sucikan hatimu.
Sucikan pikiranmu
Berpuasalah.
Suci.
kan
dirimu

Mustofa,

Bukan perut yang lapar bukan tenggorokan yang kering yang
Mengingatkan kedlaifan dan melembutkan rasa.
Perut yang kosong dan tenggorokan yang kering ternyata hanya penunggu
atau perebut kesempatan yang tak sabar atau terpaksa.
Barangkali lebih sabar sedikit dari mata tangan kaki dan kelamin, lebih tahan
sedikit berpuasa tapi hanya kau yang tahu
hasrat dikekang utuk apa dan siapa.

Puasakan kelaminmu

untuk memuasai Ridla
Puasakan tanganmu
untuk menerima Kurnia
Puasakan mulutmu
untuk merasai Firman
Puasakan hidungmu
untuk menghirup Wangi
Puasakan wajahmu
untuk menhadap Keelokan
Puasakan matamu
untuk menatap Cahya
Puasakan telingamu
untuk menangkap Merdu
Puasakan rambutmu
untuk menyerap Belai
Puasakan kepalamu
untuk menekan Sujud
Puasakan kakimu
untuk menapak Sirath
Puasakan tubuhmu
untuk meresapi Rahmat
Puasakan hatimu
untuk menikmati Hakikat
Puasakan piiranmu
untuk meyakini Kebenaran
Puasakan dirimu
untuk menghayati Hidup.

Tidak.

Puasakan
hasratmu
hanya untuk
Hadlirat
Nya
!

Mustofa,

Ramadlan bulan suci katamu, kau menirukan ucapan Nabi atau kau telah
merasakan sendiri kesuciannya melalui kesucianmu.
Tapi bukankah kau masih selalu menunda-nunda menyingkirkan kedengkian
keserakahan ujub riya takabur dan sampah-sampah lainnya yang mampat dari
comberan hatimu?
Mustofa,
inilah bulan baik saat baik untuk kerjabakti membersihkan hati.

Mustofa,

Inilah bulan baik saat baik untuk merobohkan berhala dirimu
yang secara terang-terangan dan sembunyi-sembunyi
kau puja selama ini.
Atau akan kau lewatkan lagi kesempatan ini
Seperti Ramadlan-Ramadlan yang lalu.


Rembang, Sya’ban 1413 H.
(Sumber: Kumpulan Puisi A. Mustofa Bisri, "Pahlawan dan Tikus")

semoga bermanfaat
SALAM HUJAN
Bookmark and Share


Silahkan Baca juga Postingan berikut:

7 komentar:

Anisayu Nastutik : 15 Agustus 2010 pukul 21.59 mengatakan...

Tersentuh hatiku membacanya lembut halus dan indah susunannya hehehe hix hix terharu daku

Anisayu Nastutik : 15 Agustus 2010 pukul 22.03 mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Anisayu Nastutik : 15 Agustus 2010 pukul 22.19 mengatakan...

Amien,,,,wah wah indah buat hatiku deg2 sungguh menyentuh n halus kata2 nya rapi hix hix

haerul : 16 Agustus 2010 pukul 19.29 mengatakan...

sungguh menakjubkan, apalagi ada kalimat "Puasakan kelaminmu", nah keren tuh...hehhee...oke, makasih sharingnya, sungguh bermakna nih...salam hujan...:))

Anonim mengatakan...

mantap...

ginanjar : 17 Agustus 2010 pukul 00.07 mengatakan...

Puasakan pikiranmu (perlu digaris bawahi) karena segala perbuatan baik dan buruk berawal dari pikiran.....

Anonim mengatakan...

Ikut mengapresiasi indahnya bisikan qolbu ini kawan. Sebagaimana pengantarmu kawan, maka harapanku semoga pula amal ibadah kita di bulan suci ini selalu bernilai ibadah di sisi-Nya, Amin. Terima kasih atas share-nya puisi ini. Kembali salam. Indah senantiasa Istana Hujanmu.


Silahkan Berkomentar

Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.

KOMENTAR

 

BLOG RANK

SESAMA BLOGGER