Rabu, 17 Februari 2010

PERAHU

Perahu...

berlubang sembilan di buritan....
mengenang air berpesta....
di alas-alas lapuk lusuh kain....
bertumpuk sejadi tanpa apa-apa...

mengeram kau lepas putus sauh....
menatap angkuh lepas kendali...
beriring pecah sahutan ombak...
timbul tengelam tak memercik...

Perahu....

jalan mana kau tempuh kini...
lepas tanpa aral bermain badai...
lepas terbenam,muncul lagi sehabis gulung...
terbang beberapa inci selayar memancang....

Perahu...

kini sorak hiruk mu memekak...
akan umpatan prahara di daratan...
mengerang kayu-kayu terakhir tak henti muntah...
anyir menyumpah buih kutuk di ketika pantai....

Perahu...

kau ikatan ku...
bergetah di tali yang coba menyangga...
kau tempaan ku...
bernanah penyampai peasan pada bangkai...

adzab.....

-------------------------------------------------------------

19:00
14/02/010


*Dalam Sebuah Catatan Facebook Angin Arur Awan: PERAHU*
Bookmark and Share


Silahkan Baca juga Postingan berikut:

1 komentar:

Kika : 17 Februari 2010 pukul 13.57 mengatakan...

Puisi - Sebuah baris kata yang dipadatkan namun mewakili keindahannya.
Penulis puisi - Sebuah arsitek yang membangunnya dengan cinta dan bentuk keindahannya.


Silahkan Berkomentar

Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.

KOMENTAR

 

BLOG RANK

SESAMA BLOGGER