Catatan Agus Ekada: Syair-Syair Sepi
I. KUTUKAN SEPI
terasing aku dalam ritual yang sepi. singgah di ruang sesaji pemujaanmu adalah lubang dusta dimana aku menatap wajah asmara satu-satunya dengan mataku buta. Syair merambat di antara dinding-dinding menggema jadi siksa, disaat mimpi, disaat terjaga. Dan keduanya hilang dalam tungku perapian hangatkan tubuhku beku.
deras hujan malam ini adalah muntah terik matahari yang mabuk usai berpesta siang tadi. Dan kuyup sudah tersenyum aku dengan hormat dan sabar memasuki musim semi para peziarah sepi, dalam mimpi sukmaku yang meminta sukmamu melebur jadi satu. Seperti aku yang tak pernah ingin mengerti : mengapa selalu kau tolak itu.
Sementara birahi mulai meninggi, aku masih tetap sepi. Itulah sebabnya hikmat kata asmara berubah jadi benci. Sayang, kau tak pernah ku kenali, tapi kau sungguh sejati. Tajam pisau setajam rindu sewindu, kau tikam aku, mencabik pelipis hati, mengunci dalam jiwa yang menyepi.
Banyangmu datang.
dan tiba-tiba kau menyingkir, menutup hidungmu.
Dan kau ketahuilah : Aku sedang menebar bau Revolusi, amarah pemberontakanku yang sepi..!!: Bukankah menerima kabar kekasih disetiap pagi adalah kebutuhan? Bukankah asmara disetiap hari berganti adalah hak insan?!! Sepi Aku, dipermainkan pengucilan dan pengecualian. sayang, adakah kau mengerti makna sepi ini? atau memang sengaja kau meracunku jadi gila semakin bajingan?
Cirebon , 31/01/2010 ( 00.50 WIB)
II. MELODI SEPI
Cirebon, 31/01/2010 (00.55 WIB)

*Dikirim melalui Facebook dalam sebuah catatan*
jangan lupa komentarnya
SALAM HUJAN
0 komentar:
Segera tuliskan komentar Anda mumpung masih kosong dan jadilah yang pertamax. Di sinilah tempat Anda untuk menuliskan curahan hati atas tulisan saya di atas baik berupa apresiasi, saran, kritikan, atau pertanyaan jika memang kurang jelas atau tambahan jika memang kurang lengkap.
Komentar Anda sangat Kerajaan Air Mata butuhkan untuk pengembangan kualitas blog Kerajaan Air Mata ini ke depan. Mari terus belajar dan berbagi karena belajar dan berbagi itu indah. Terima Kasih.
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.