oleh :
Rintihan-rintihan lemah, serak memohon
Dalam gundah keresahan yang kronis
Menjelma begitu pedih kian menyayat kejam
Kursi keadilan yang kusam-pun tak memberinya ampun
Pasal-pasal menjadi kabur dan penuh sesal menabur luka
Undang-undang-pun menjadi hiasan deretan kata-kata
Dalam lembaran-lembaran neraca tak keseimbangan keadilan.
Senyum manis mereka adalah formalitas kemunafikan
Pakaian-pakaian mahal dari anggaran negara menjadi topeng yang meyakinkan.
Padahal dalam pakaian itu terselip belati yang siap menghunus sadis.
Transaksi perkarapun alurnya ke kantong-kantong serakah
Menawarkan kemudahan hukum bagi yang berkantong tebal
Tak ayal ada rakyat yang tak berdaya
Meski dengan gigih memberontak
Tetapi tak kuasa melepas belenggu ketidakadilan itu
Ohhh...mukjizat keadilan
Kirimkanlah pasukan kebenaran
Goyahkanlah titah tirani keserakahan
Hingga mereka tahu jika rakyat kecil juga punya hak
Hak yang paling mendasar sebagai manusia
Hak-hak yang selalu terabaikan akibat keegoan
Bukankah para tirani itu adalah manusia juga?
Ataukah ia adalah jelmaan dari mahkluk yang menyeramkan
Nampaknya keadilan terus terseok-seok mencari kelegaan
Yang walau jalannya terjal bahkan penuh jurang yang menakutkan
Hamparan sebuah harapan tak menentu
Seperti khayalan fatamorgana yang menggiurkan
Tetapi, sekali lagi tetapi
Selama nafas dan raga masih berkiprah
Walau kekuatan seperti semut kecil nan tak terlihat
Keadilan demi kemanusiaan tetap sepaket dengan nurani
Menggelora bagai amukan tsunami
Karena tak tahan lagi dengan permainan curang nan licik
Kekuatan kecil itu menyatu dan membesar
Sunnatullah..., keseimbangan..., dan Yin Yan serta hukum alam
Telah berlaku sejak dahulu kala,
Sejak Tuhan telah menciptakan bumi ini
Maka tirani kekacauan akan berganti dengan kedamaian
Kebusukan akan berganti dengan keharuman
Keserakahan akan berganti dengan kepedulian
Kecurangan akan berganti dengan keadilan
Sebab neraca Tuhan selalu seimbang
Sehingga usaha pembentukannya adalah wajib
Kawan, keadilan dan kemanusiaan bukan cuma wacana
Itu adalah hak, itu adalah kebutuhan, dan itu adalah nurani
Jangan putus asa, gemakanlah keadilan bagi kemanusiaan
Perjuangan hidup ini belumlah selesai.
Hidup rakyat!!!.
Sepinggan, Balikpapan, 27 Januari 2010
*************************************************************************
*Dikirim Melalui Facebook Dalam Sebuah Catatan*
Jangan Lupa Komentarnya
Rintihan-rintihan lemah, serak memohon
Dalam gundah keresahan yang kronis
Menjelma begitu pedih kian menyayat kejam
Kursi keadilan yang kusam-pun tak memberinya ampun
Pasal-pasal menjadi kabur dan penuh sesal menabur luka
Undang-undang-pun menjadi hiasan deretan kata-kata
Dalam lembaran-lembaran neraca tak keseimbangan keadilan.
Senyum manis mereka adalah formalitas kemunafikan
Pakaian-pakaian mahal dari anggaran negara menjadi topeng yang meyakinkan.
Padahal dalam pakaian itu terselip belati yang siap menghunus sadis.
Transaksi perkarapun alurnya ke kantong-kantong serakah
Menawarkan kemudahan hukum bagi yang berkantong tebal
Tak ayal ada rakyat yang tak berdaya
Meski dengan gigih memberontak
Tetapi tak kuasa melepas belenggu ketidakadilan itu
Ohhh...mukjizat keadilan
Kirimkanlah pasukan kebenaran
Goyahkanlah titah tirani keserakahan
Hingga mereka tahu jika rakyat kecil juga punya hak
Hak yang paling mendasar sebagai manusia
Hak-hak yang selalu terabaikan akibat keegoan
Bukankah para tirani itu adalah manusia juga?
Ataukah ia adalah jelmaan dari mahkluk yang menyeramkan
Nampaknya keadilan terus terseok-seok mencari kelegaan
Yang walau jalannya terjal bahkan penuh jurang yang menakutkan
Hamparan sebuah harapan tak menentu
Seperti khayalan fatamorgana yang menggiurkan
Tetapi, sekali lagi tetapi
Selama nafas dan raga masih berkiprah
Walau kekuatan seperti semut kecil nan tak terlihat
Keadilan demi kemanusiaan tetap sepaket dengan nurani
Menggelora bagai amukan tsunami
Karena tak tahan lagi dengan permainan curang nan licik
Kekuatan kecil itu menyatu dan membesar
Sunnatullah..., keseimbangan..., dan Yin Yan serta hukum alam
Telah berlaku sejak dahulu kala,
Sejak Tuhan telah menciptakan bumi ini
Maka tirani kekacauan akan berganti dengan kedamaian
Kebusukan akan berganti dengan keharuman
Keserakahan akan berganti dengan kepedulian
Kecurangan akan berganti dengan keadilan
Sebab neraca Tuhan selalu seimbang
Sehingga usaha pembentukannya adalah wajib
Kawan, keadilan dan kemanusiaan bukan cuma wacana
Itu adalah hak, itu adalah kebutuhan, dan itu adalah nurani
Jangan putus asa, gemakanlah keadilan bagi kemanusiaan
Perjuangan hidup ini belumlah selesai.
Hidup rakyat!!!.
Sepinggan, Balikpapan, 27 Januari 2010
*************************************************************************
*Dikirim Melalui Facebook Dalam Sebuah Catatan*
Jangan Lupa Komentarnya
Salam Hujan
0 komentar:
Segera tuliskan komentar Anda mumpung masih kosong dan jadilah yang pertamax. Di sinilah tempat Anda untuk menuliskan curahan hati atas tulisan saya di atas baik berupa apresiasi, saran, kritikan, atau pertanyaan jika memang kurang jelas atau tambahan jika memang kurang lengkap.
Komentar Anda sangat Kerajaan Air Mata butuhkan untuk pengembangan kualitas blog Kerajaan Air Mata ini ke depan. Mari terus belajar dan berbagi karena belajar dan berbagi itu indah. Terima Kasih.
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai tema tulisan. Gunakan Name/URL untuk memudahkan saya merespon komentar Anda.